Seorang Bayi Lahir dengan Daging Tumbuh Mirip Antena Cabang Dua di Kepala ~ Selamat Datang

Seorang Bayi Lahir dengan Daging Tumbuh Mirip Antena Cabang Dua di Kepala

Seorang bayi lahir dengan kondisi tumbuh daging mirip antena bercabang dua tepat di tengah kepalanya. Daging tumbuh di kepala atau dalam istilah medisnya Moningochel ini memiliki ukuran sebesar bola pimpong dan panjang daging mirip antena bercabang dua sekira 5 Centimeter.

Salah seorang petugas medis Rumah Sakit Umum dr Pirngadi Medan (RSU PM) yang tidak ingin disebutkan identitasnya mengatakan, bayi tersebut lahir dalam keadaan sehat dengan berat badan 2,8 Kilogram dan panjang 48 Centimeter.

Untuk mencegah daging tumbuh tersebut terinfeksi bakteri dari udara luar sehingga dapat memperparah keadaan bayi tersebut, pihak medis membalut daging tumbuh itu dengan kain kasa steril.

Menurut nenek bayi yakni Nurhayati (55) yang datang ke RSUPM untuk memeriksakan kondisi cucunya di Instalasi Scanning, bayi yang diberi nama Shifa Malina Wandi masih berusia seminggu, merupakan buah hati pertama pasangan suami istri (pasutri) Azwandi (27) dan Ferwanida (23), warga Jalan Pimpinan Gang Sukadamai Kecamatan Medan Perjuangan.

Bayi itu lahir seminggu lalu, tepatnya Senin (3/9) sekira pukul 24.00 WIB di sebuah klinik terdekat. Ketika lahir dengan kondisi demikian, keesokannya bayi itu diperiksakan ke puskesmas terdekat. Karena keterbatasan alat medis, pihak Puskesmas merujuk bayi itu ke RSUPM. Dan Sabtu (8/9) lalu bayi dinanti-nantikan pasutri tersebut selama empat tahun menikah, dirawat di ruang IX gedung lama RSUPM sebagai pasien Askeskin (keluarga miskin).

Azwandi (ayah bayi-red) ketika ditemui di seputaran Instalasi Informasi mengatakan, tidak mengalami keanehan atau firasat baik ia dan istrinya ketika bayi masih dalam kandungan. Masa kandungannya juga normal yakni 9 bulan 10 hari.

Pedagang sate keliling ini berharap, daging tumbuh di kepala anaknya itu bukan penyakit mematikan dan berharap pihak medis dapat mengembalikan Shifa sebagaimana bayi normal lainnya. Hanya saja pria ini mengeluh dan khawatir, sebab sebagai warga yang hanya mampu mengandalkan kartu Askeskin, pelayanan medis yang diberikan pihak rumah sakit terhadap putrinya akan “tersendat-sendat” atau terlalu lamban.

Disinggung, seandainya saja ada uluran tangan para dermawan untuk membantu meringankan kondisi Shifa, pasutri ini tentu merasa terharu.

*) Analisa